Kamis, 12 September 2013

Para Perawat dari Seluruh Dunia Kumpul di Bali

Liputan6.com, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) menyelenggarakan konferensi internasional keperawatan keempat atau The 4th International Nursing Conference pada 12 - 14 September 2013 di Grand Inna Bali Beach Hotel.

Konferensi bertajuk "Safety for All: Protect Patients, Personnel, and Environment. A Mutlidiscipline Approach" ini akan dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh serta Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti.

Kepala Kantor Komunikasi Universitas Indonesia Farida Haryoko di Depok, Rabu, mengatakan melalui pertemuan ilmiah ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan dan pengembangan multidisiplin ilmu untuk meningkatkan keselamatan pasien, tenaga kesehatan, dan lingkungan yang merupakan tanggung jawab nasional dari seluruh lini.

Selain itu konferensi ini juga akan dihadiri pula oleh Dirjen Pendidikan Tinggi Djoko Santoso, Gubernur Bali I Made Mangku Pastika, Rektor UI Muhammad Anis, Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia, Nurachmah, dan Dekan FIK UI sekaligus Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia Dewi Irawaty MA, PhD beserta ratusan delegasi dari World Health Organization (WHO), negara Indonesia, Amerika Serikat, Jepang, Australia, Thailand, Brunei Darussalam, Jepang, Timor Leste, dan Korea.

Ia mengatakan pemilihan tema "Safety for All: Protect Patients, Personnel, and Environment. A Mutlidiscipline Approach" berangkat dari permasalahan keselamatan yang telah menjadi fokus perhatian masyarakat dunia baik pelayanan kesehatan maupun kehidupan sosial.

Berbagai studi telah dilakukan terkait insiden keselamatan pasien. Diantaranya, Institute of Medicine telah mempublikasikan laporan berjudul "To err is human: Building a Safer Health System" bahwa setiap tahunnya sekitar 44.000 hingga 98.000 kematian terjadi di pelayanan kesehatan di Amerika Serikat.

Jumlah tersebut melebihi kematian akibat kejadian kecelakaan lalu lintas, kanker payudara, dan AIDS (Kohn, Janet, dan Molla, 2000). Lebih lanjut, World Health Organization (WHO, 2004) juga melaporkan prevalensi insiden keselamatan pasien di berbagai negara seperti Australia, Inggris, Selandia Baru dan Eropa masih cukup tinggi, yaitu berkisar antara 4 - 16,6 persen setiap tahunnya.

Menurut dia upaya multidisiplin sangat diperlukan untuk menjaga keselamatan, mutu pelayanan kesehatan serta meningkatkan kesiapan gawat darurat dan bencana.

Selain itu, dibutuhkan pula pendekatan multisektoral dalam rangka kesiapan kegawatdaruratan. Pada tingkat nasional, penyediaan pelayanan kesehatan sangat tergantung pada kesiapan hukum, transportasi dan komunikasi, pelayanan air dan listrik, pekerjaan umum, tim pencarian dan penyelamatan (SAR), dan pelayanan sosial.

Pada tingkat internasional, upaya dapat dilakukan melalui kerja sama WHO dengan organisasi internasional lainnya sehingga dapat membantu pemerintah negara-negara yang terkena dampak bencana dan kegawatdaruratan.

Ia menjelaskan pada sesi workshop dilaksanakan pada 12 September 2013 dengan mengangkat tiga tema besar, yaitu Patient Safety; Comprehensive HIV/AIDS Prevention (Gabriel Culbert, Ph.D University of Illinois, Chicago, USA); Accesible Home Construction for Patient with Ability Change (Ir. Antony Sihombing, Ph.D Fakultas Teknik UI) ; dan Disaster and Emergency Management System (Prof. Gerry FitzGerald Queensland University of Technology, Australia).

Sumber: Liputan6.com

0 komentar: