Sabtu, 06 Juli 2013

Evaluasi Kesehatan Selama Bulan Puasa dengan 7 Pertanyaan Ini

Bebarapa hari lagi seluruh umat muslim didunia akan menunaikan bulan suci ramadhan. Banyak diantara kita yang tidak bisa menjaga kesehatan tubuh kita selama berpuasa, oleh karena itu kami ingin meposting sebuah artikel yang saya ambil dari situs Detik Health. Semoga dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Puasa merupakan kesempatan untuk hidup lebih sehat. Umumnya jika tidak berpuasa seseorang akan makan 3 kali sehari yang ditambah camilan kalori tinggi. Tapi saat puasa terjadi pengaturan makan, mengurangi cemilan dan bagi perokok konsumsinya juga berkurang.

Untuk itu saat ini waktu yang tepat untuk mengevaluasi bagaimana puasa yang dijalankan di Ramadan kali ini memberikan manfaat menyehatkan melalui 7 pertanyaan berikut, yaitu:

1. Apakah kita sempat membatalkan puasa karena sakit?
2. Apakah kita merasakan gangguan kesehatan selama puasa walaupun tidak sampai membatalkan puasa?
3. Seberapa besar berat badan kita dapat turun?
4. Kalau kebetulan kita seorang perokok, berapa banyak konsumsi rokok yang dikurangi?
5. Selama berpuasa ini apakah kinerja kita menurun?
6. Bagaimana olahraga yang sebelumnya rutin dikerjakan bisa tetap dilaksanakan?
7. Kalau kebetulan mempunyai penyakit kronis sebelumnya, apakah penyakit kronis tersebut hilang?

Evaluasi ini penting dilakukan agar upaya-upaya latihan untuk hidup lebih sehat dapat terus dilaksanakan setelah puasa selesai. Apalagi cobaan berat akan segera menantang yaitu suasana Lebaran dengan hidangan-hidangan yang menggoda.

Puasa membuat saya yang sudah berusia 46 tahun, berkeluarga dengan 3 anak memiliki hidup lebih sehat dan tetap produktif. Selama puasa ini turut mengurangi camilan terutama saat mengikuti rapat, tidak melakukan budaya 'balas dendam', tetap konsumsi buah dan sayur serta minum yang cukup.

Saya tetap melakukan sahur yang sebagian besar dilakukan di rumah, sedang mengenai buka puasa seringnya dilakukan di tempat kerja dalam bentuk nasi kotak. Tidak ada tambahan suplemen khusus selama puasa, hanya saya usahakan konsumsi madu 1-2 sendok makan setiap hari dan 3-5 butir kurma terutama saat berbuka mau tidur dan sahur.

Tidur diusahakan tetap mempertahankan sebanyak 6 jam sehari, walau rata-rata hanya bisa tidur 5,5 jam sehari. Selama puasa Ramadan ini pada hari kerja saya tidur hanya 5 jam tapi saat akhir pekan bisa tidur sampai 7 jam sehari.

Olahraga memang berkurang selama puasa, tetapi tetap melakukan pembakaran kalori pada tubuh melalui gerakan-gerakan shalat terutama shalat sunat dan taraweh yang dilakukan tiap malam. Emosi juga diupayakan dikendalikan selama berpuasa.

Alhamdulilah dengan melakukan hal ini selama bulan Ramadan tidak sekalipun mengalami gangguan pencernaan baik diare maupun nyeri di perut, tidak mengalami gejala flu, batuk mapun pilek, tekanan darah tetap terkontrol dan tidak pernah batal puasa.

Saya pun bisa menurunkan berat badan sebesar 4 persen selama berpuasa Ramadan, fungsi hati SGOT dan SGPT normal, gula darah normal, kadar kolesterol total normal. Hasil ini jelas lebih baik dibandingkan dengan pemeriksaan darah sebelumnya yang dilakukan saat tidak puasa Ramadan.

Akhirnya bisa saya ungkapkan puasa Ramadan telah membuat badan lebih sehat tanpa gangguan kesehatan yang berarti baik secara fisik maupun laboratorium. Saya juga menghimbau agar semua mempertahankan budaya sehat yang telah diraih selama puasa, dan bagi perokok sudah terbukti selama Ramadan Anda telah berhasil mengurangi jumlah rokok bahkan sampai berhenti.

Hidup sehat ini harus tetap dipertahankan hingga nanti selesai berpuasa Ramadan seperti:
1. Tetap mengurangi asupan kalori
2. Tetap mengonsumsi buah dan sayur-sayuran
3. Minum cukup sebanyak 8-10 gelas perhari
4. Konsumsi madu 1-2 sendok makan sehari (madu zat gizi penting karena berisi karbohidrat, asam amino, mineral, vitamin serta enzim)
5. Tidur cukup minimal 6 jam sehari
6. Tetap berolah raga atau melakukan aktifitas rutin untuk membakar kalori dalam tubuh.

Tentu dengan modal ini tetap bisa melakukan aktivitas setiap harinya tanpa gangguan kesehatan yang berarti. Tips ini mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk kita semua terutama untuk mereka yang mempunyai aktifitas tinggi sehari-hari.

Penulis
DR Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP
Ketua Bidang Advokasi PB PAPDI (Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia).

Sumber: Detik Health

0 komentar: